Kimeng
Bonsai
Minggu, 11 Agustus 2013
Senin, 13 Mei 2013
Selasa, 07 Mei 2013
Bentuk Dasar Bonsai
Bentuk Dasar Bonsai
Tegak Lurus (直幹 Chokkan)
Batang pohon tegak lurus vertikal ke atas. Pohon
dikatakan memiliki batang yang ideal bila
pohon memiliki diameter batang yang
makin ke atas makin mengecil, dimulai dari bagian batang yang dekat dengan akar.
Pohon dikatakan memiliki dahan yang
ideal bila dahan ada di sisi depan-belakang atau kiri-kanan saling bersilangan
satu sama lainnya. Jarak antardahan makin ke atas makin sempit. Bentuk akar
ideal adalah akar yang bila dilihat dari atas, menjalar ke segala penjuru.
Tegak Berkelok-kelok (模様木 Moyogi)
Batang pohon tegak berkelok-kelok ke kiri dan ke
kanan. Diameter batang makin ke atas makin mengecil dengan keseimbangan kiri
dan kanan yang baik. Dahan yang baik adalah dahan yang ada di bagian puncak
lengkungan batang pohon. Dahan yang berada di bagian dalam lengkungan dipotong.
Dari pangkal batang hingga bagian puncak pohon dapat ditarik garis lurus, dan
orang yang melihat tidak merasa khawatir dengan keseimbangan pohon tersebut.
Miring (斜幹 Shakan)
Batang pohon miring ke satu sisi bagaikan terus
menerus ditiup angin ke arah tersebut. Bagaikan ada benda yang menghalangi
di salah satu sisi, batang pohon tumbuh mencondong ke sisi lain. Ciri khas
bentuk ini berupa dahan yang ada hanya di bagian puncak lengkungan batang, dan
berselang-seling di sisi kiri-kanan dan depan-belakang.
Sarung Angin (吹流し Fukiganashi)/Tertiup
Angin
Dibandingkan bonsai bentuk Miring, pohon tumbuh
sambil mengalami paksaan yang lebih kejam. Batang dan dahan pohon hanya condong
ke satu arah. Batang dan dahan pohon yang condong ke satu sisi jauh lebih
panjang daripada tinggi pohon yang diukur dari pangkal batang ke puncak pohon.
Posisi batang dan dahan mirip dengan bonsai gaya Setengah Menggantung, namun
batang dan dahan terlihat membentuk garis paralel.
Menggantung (懸崖 Kengai) Setengah
Menggantung (Han Kengai).
Pohon diibaratkan tumbuh di permukaan dinding terjal
yang berada di tebing tepi
laut atau dinding lembah terjal.
Batang pohon tumbuh bagaikan menggantung ke bawah tebing. Puncak pohon tersebut
menggantung jauh hingga melebihi dasar pot. Bila puncak pohon tidak melebihi
dasar pot maka bonsai disebut Setengah Menggantung (Han Kengai).
Batang Bergelung (蟠幹 Bankan)
Batang pohon terlihat sangat dipilin, atau pohon
tumbuh dengan kecenderungan memilin diri. Batang pohon begitu terlihat dipilin
bagaikan ular yang
sedang bergelung.
Sapu Tegak (箒立ち Hōkidachi)
Batang tegak lurus hingga di tengah sebelum
dahan dan ranting tumbuh menyebar ke segala
arah. Puncak pohon sulit ditentukan dari sejumlah puncak dahan yang ada
sehingga bentuk bonsai ini mirip sapu dari bambu. Keindahan bonsai
gaya ini dinilai dari percabangan dahan yang rapi, dan titik dimulainya
persebaran dahan dan ranting ke segala arah, tinggi pohon, dan keseimbangan
unsur-unsur tersebut.
Menonjolkan Akar (根上り Neagari)
Akibat pohon dipelihara di lingkungan
pemeliharaan yang kejam, bagian pangkal akar yang bercabang-cabang di dalam
tanah menjadi terekspos ke luar di atas tanah bagaikan akibat diterpa angin dan hujan.
Berbatang Banyak (多幹 Takan)
Dari satu pangkal akar tumbuh tegak lebih dari
satu batang pohon. Bila tumbuh dua batang pohon, maka bonsai disebut Berbatang
Dua (Sōkan). Bila ada tiga batang pohon, maka disebut Berbatang Tiga (Sankan).
Bonsai berbatang lima atau lebih disebut Tunggul Tegak (Kabudachi).
Batang berjumlah ganjil lebih disukai. Selain bonsai
berbatang dua, bonsai dengan batang berjumlah genap tidak disenangi dan tidak
dibuat.
Akar Terjalin (根連なり Netsuranari)
Akar dari sejumlah batang pohon dari satu spesies (tiga
batang pohon atau lebih) saling melekat dan berhubungan satu satu sama lainnya.
Bentuk ini juga dapat berasal dari batang pohon yang tadinya tegak, namun roboh
dan terkubur di dalam tanah.
Bagian yang dulunya adalah dahan pohon, berubah peran dan tumbuh sebagai batang
pohon. Dari batang pohon tersebut keluar akar, dan akar tersebut terjalin
dengan akar pohon asal. Bentuk yang mirip dengan Akar Terjalin disebut Rakit
atau Tumbuh dari Batang (Ikadabuki). Bonsai berbentuk Tumbuh dari Batang juga
berasal dari pohon yang tadinya tegak, namun roboh dan dahan berubah peran
menjadi batang. Perbedaannya dengan Akar Terjalin terletak pada akar yang hanya ada
di satu tempat. Seperti halnya bonsai Berbatang Banyak, pohon berbatang genap
tidak disukai.
Kelompok (寄せ植え Yoseue)
Lebih dari satu pohon ditanam bersama dalam satu
pot dangkal atau ditanam di atas batu. Pohon yang ditanam dapat saja beberapa
pohon dari satu spesies, atau campuran dari beberapa spesies berbeda. Nilai
kreativitas karya dapat ditinggikan dengan perpaduan benda-benda hiasan yang
diletakkan sebagai tambahan.
Pohon Sastrawan (文人木 Bunjinki)
/ Bebas
Bentuk bonsai ini asal usulnya dari meniru
bentuk pohon dalam nanga. Dinamakan bonsai bentuk Pohon Sastrawan karena
sastrawan zaman Meiji sangat
menggemari bonsai bentuk ini. Pada zaman sekarang, batang kurus, jumlah dahan
sedikit, dan dahan pendek juga disebut Pohon Sastrawan.
Pohon Tak Lazim (代わり木 Kawariki)
Bentuk ini dipakai untuk menyebut bonsai yang
tidak dapat digolongkan ke dalam bentuk-bentuk bonsai yang lazim.
Bonsai dalam Sejarah, Ukuran dan Jenis
(盆栽)
BONSAI
Sejarah
Istilah bonsai ini muncul di jepang pada pemerintahan Kamakura (1192-1333) yang dicatat dalam Kasuga Srhire. Pada masa yang sama, sebuah ilustrasi tentang
Untuk asal
originalitas seni pemangkasan ini semua pihak sepakat bahwa China adalah asal
asli teknik pemangkasan ini meskipun kata “bonsai” berasal dari bahasa jepang.
Seni bonsai pertama kali muncul di Cina pada masa pemerintahan Dinasti Tsin (265-420) dan semakin marak pada masa Dinasti Tang (618-907). Pada masa Dinasti yuan (1280-1368) banyak pejabat, pelajar, dan pedagang dari Jepang yang membawa seni bonsai itu ke negerinya. Di Jepang, pada tahun 1309, seni bonsai ini mulai marak dan banyak digemari masyarakat. Bukti konkretnya adalah banyaknya lukisan karya Takakane Takashima yang menggunakan bonsai sebagai objeknya
Bonsai berasal dari
seni miniaturisasi tanaman yang disebut penjing (盆景) dari periode Dinasti Tang. Di makam putra dari Maharani Wu Zetian terdapat
lukisan dinding yang menggambarkan pelayan wanita yang membawa pohon berbunga
dalam pot dangkal. Pot dangkal berukuran kecil ini merupakan miniaturisasi dari
pemandangan alam. Kalangan bangsawan di Jepang mulai mengenal penjing sekitar
akhir zaman Heian.
Aksara kanji untuk penjing (盆景) dilafalkan orang
Jepang sebagai bonkei.
Sama halnya dengan di Cina, bonkei di Jepang juga merupakan miniaturisasi
dari pemandangan alam. Seni yang hanya dinikmati kalangan atas terutama
kalangan pejabat istana dan samurai, dan baru disebut bonsai pada zaman Edo.
Menanam bonsai adalah
pekerjaan sambilan samurai zaman Edo,
saat bonsai mencapai puncak kepopuleran. Sejak zaman Meiji bonsai dianggap sebagai hobi yang bergaya, namun
pemeliharaan dan penyiraman memakan banyak waktu. Sejalan dengan lingkungan
tempat tinggal di Jepang yang makin modern dan tidak memiliki halaman,
penggemar bonsai akhirnya terbatas pada kalangan berusia lanjut.
Ukuran
Bonsai
dikelompokkan menjadi enam kelompok berdasarkan tinggi tanaman dari pangkal
batang hingga bagian puncak tanaman :
·
Raksasa : tinggi pohon
lebih dari 101 cm.
· Sangat besar : tinggi
pohon antara 76-100 cm.
·
Besar : tinggi pohon
antara 46-75 cm
· Sedang : tinggi pohon
antara 31-45 cm
·
Kecil : tinggi pohon
antara 16-30 cm
·
Sangat kecil : tinggi
pohon kurang dari 15 cm
Jenis
Pohon yang paling umum
dibonsai adalah berbagai spesies pinus. Jenis tanaman dan
pohon dipakai untuk mengelompokkan jenis-jenis bonsai :
·
Bonsai pohon pinus dan ek: tusam, cemara cina, cemara duri, sugi, dan lain-lain.
·
Bonsai pohon buah untuk dinikmati
keindahan buahnya (Ilex serrata, kesemek, Chaenomeles sinensis, apel mini, dan
lain-lain)
·
Bonsai tumbuhan berbunga untuk
dinikmati keindahan bunganya (Prunus mume, Chaenomeles speciosa, sakura, azalea satsuki dan lain-lain).
· Bonsai pohon untuk dinikmati bentuk
daunnya (maple, Zelkova serrata, Rhus succedanea, bambu dan lain-lain)
Ada banyak sekali tanaman tropis yang telah
dicoba dan ternyata cocok untuk dibonsai, di antaranya asam jawa, beringin, cemara udang, waru, jambu biji dan lain-lain.
Langganan:
Postingan (Atom)